expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Selasa, 29 Januari 2013

Hikmah Penciptaan Alam Smesta 6 masa

Alam semesta beserta segala isinya diciptakan Allah SWT dalam waktu enam hari. Sebagaimana Firman Allah, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa), lalu Dia bersemayam di atas Arsy.” (QS. Al-A'raf: 54).

Namun apa yang dimaksud dengan enam hari dalam ayat tersebut? Apakah sama hitungan enam hari yang dimaksudkan dalam ayat tersebut dengan hitungan hari yang kita pakai sekarang?

Mengenai hal ini, Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskan, hari-hari yang tersebut dalam ayat di atas bukanlah hari-hari yang kita lalui saat ini. Ukuran sehari semalam dalam hitungan kita ialah dua puluh empat jam.

Namun, hitungan hari-hari kita ini baru ada setelah diciptakannya bumi dan matahari, juga setelah terjadinya malam dan siang. Maka bagaimana mungkin bumi diciptakan dalam hari-hari tersebut?

Dalam SuraH Fushshilat ayat 9-12 disebutkan secara lebih rinci lagi mengenai penciptaan makhluk oleh Allah dalam enam hari. Yang dimaksud "hari” dalam ayat tersebut ialah masa yang tidak ada yang mengetahui berapa lamanya selain Allah, yang dalam waktu itu suatu pekerjaan selesai dengan sempurna.

Hikmah Silaturahmi



Silaturahim merupakan salah satu kewajiban bagi setiap pribadi Muslim. Dalam Alquran, Allah menegaskan, “Dan bertakwalah kepada Allah yang kalian saling meminta dengan nama-Nya dan sambunglah tali silaturahim.’ (QS. An-Nisa [4]:1).

“Sebarkanlah salam, sambunglah tali silaturahim, dan shalatlah ketika manusia tidur (tahajud) niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga pemutus tali silaturahim.”

Dalil-dalil di atas menunjukkan arti penting akan kewajiban silaturahim. Sebab, di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan keistimewaan. Di antaranya, pertama, dengan silaturahim, kita bisa saling mengenal antara yang satu dan yang lainnya (QS Al-Hujurat [49]: 13). Dengan silaturahim, kasih sayang dan kerja sama yang positif bisa diwujudkan.

Kedua, dengan silaturahim, persatuan dan kesatuan (ukhuwah Islamiah) akan dapat dibangun. Dengan silaturahim, akan timbul rasa saling membutuhkan, solidaritas, dialog, pengertian, dan menguatkan kerjasama dalam perjuangan yang kokoh.

Sabtu, 26 Januari 2013

Unsur Kejadian Jin

Di dalam Alquran banyak ayat yang dapat dijadikan dalil untuk membuktikan bahwa sesungguhnya ada makhluk berwujud yang bernama jin.

Tujuan diciptakannya makhluk jin oleh Allah SWT itu sebagaimana tujuan diciptakannya manusia, yaitu untuk mengabdi kepada-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya, "Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzariyaat: 56).

Alquran dan hadis sangat jelas menyatakan bahwa jin diciptakan dalam dunia nyata, unsur kejadiannya dari api. "Dan, Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Al-Hijr: 27). "Dan, Dia menciptakan jin dari nyala api." (Ar-Rahman: 15).

Allah juga berfirman tentang kisah iblis, "Aku lebih baik daripadanya (Adam). Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (Al-A'raf: 12). Iblis, yang oleh Alquran ditegaskan dari jenis jin, mengemukakan dalil penolakannya untuk sujud kepada Adam. Dan, dalam keterangan di atas dengan jelas bahwa jin diciptakan dari api.

Hadis Nabi saw. pun menginformasikan hal yang sama. Imam Muslim dalam kitab sahihnya melalui istri Nabi saw., Aisyah r.a., meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang berkobar, sedangkan Adam (manusia) diciptakan sebagaimana apa yang telah dijelaskan kepada kalian."

Selasa, 22 Januari 2013

Jawaban Iblis Kepada Rosulullah...

Iblis Terpaksa Bertamu Kepada Rasulullah SAW..
(dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas)

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”
Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”